Senin, 04 Juni 2012

Permasalahan Pada Dinding dan Solusinya

N  
RETAK
Ø  Retak Rambut
yaitu keretakan yang lebarnya kurang dari 1 mm dan tidak tembus ke sisi dinding lainnya diakibatkan ketidaksempurnaan pada saat finishing dinding, seperti :
§  plesteran dinding yang tidak disiram lebih dulu
§  komposisi plesteran yang kurang sempurna
§  plesteran yang belum cukup kering
§  kualitas cat dinding yang daya elastisitasnya kurang
Solusi :
§  perlebar bagian retak rambut tersebut untuk mengetahui sejauh mana tingkat keretakannya sehingga pada saat menambal keretakan tersebut masuk sampai kebagian dalam dinding
§  isil dengan wall filler
§  amplas setelah benar-benar mengering
§  lapisi dengan wall sealer sebelum dicat ulang.

Ø  Retak Struktur
yaitu keretakan yang lebarnya lebih dari 2 mm dan tembus pada sisi dinding lainnya. Hal ini disebabkan karena :
§  Penurunan atau pergeseran pondasi akibat daya dukung tanah yang kurang baik atau kurang padat. Hal ini bisa dikarenakan kondisi tanah yang kurang baik atau bisa juga karena perubahan karakterisitik tanah akibat kejadian alam seperti banjir, pergerakan tanah atau gempa.

§  Ukuran pondasi yang tidak sesuai dengan beban yang dipikulnya atau kurang sempurnanya pada saat proses pelaksanaan.

§  Kerusakan pada kolom (tiang) dan balok misalnya retak atau bengkok, akibat kurangnya jumlah atau ukuran tulangan besi utama dan besi pengikat (sengkang) serta rendahnya kualitas/mutu beton yang digunakan atau kurang sempurnanya pada saat proses pengerjaan sehingga kekuatan beton terhadap tekanan berkurang.
Solusi :
§  Untuk pondasi yang turun buatlah pondasi baru di dekatnya dengan mendeteksi keretakan terparah pada dinding di atasnya. Padatkan tanah di bawah pondasi yang baru dan buatlah kolom/tiang baru untuk membantu penyaluran beban dari sloof dan balok lantai di atasnya.

§  Untuk balok yang retak, jika kondisinya memungkinkan perlu ditambahkan kolom/ tiang di bawahnya sehingga penyaluran beban balok menjadi berkurang . Jika tidak memungkinkan maka balok disuntik/digrouting dengan epoxy yaitu cairan kimia khusus yang sifatnya mengikat dan cepat kering kemudian dilakukan pembesaran ukuran balok dengan perkuatan dari luar.

§  Untuk kolom/tiang yang retak, buatlah kolom tambahan di dekat tiang yang retak untuk membagi pembebanan pada kolom yang rusak atau dengan memperkuat kolom dengan menyuntik/ meng -grouting dengan cairan epoxy dan memperlebar ukuran kolom/tiang.

§  Untuk retak-retak kecil pada kolom dan balok, cukup dilakukan penambahan dengan plesteran agar tulangan besi tidak berhubungan dengan udara luar yang dapat menyebabkan karat.


Ø  Retak non Struktur
Retak non struktur umumnya tidak membahayakan namun terkadang
mengurangi nilai estetis dari bangunan.
Ciri utamanya adalah timbulnya garis lembut dengan arah yang tidak beraturan.
Menurut Syarif Hidayat dalam Semen, Jenis & Aplikasinya, retak non struktur terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
ª  Crazing
terjadi karena plesteran yang terlalu banyak di trowel serta pasir yang digunakan banyak mengandung butiran halus.
Ciri-ciri retak crazing adalah :
1. Membentuk jaringan retak yang halus, dangkal dan tidak bersambung.
2. Membentuk pola hexagonal denga jarak retak 5 mm-75 mm.
3. Terjadi dalam selang waktu beberapa jam setelah aplikasi plesteran.
Solusi : mengorek retakannya kemudian menutupnya dengan dempul.


ª  Map Cracking
terjadi karena penggunaan semen yang terlalu banyak serta plesteran yang dibiarkan terlalu cepat mengering.
Ciri-ciri retak jenis map cracking adalah :
1. Pola retakan menyerupai peta (map).
2. Membentuk pola heksagonal dengan jarak hingga 200 mm.
3. Struktur retak cenderung lebih dalam dan bersambung.

ª  Retak susut (shrinkage)
ini terjadi akibat kandungan semen yang tinggi, mutu pasir yang buruk serta plesteran yang diaplikasikan terlalu tebal.

Solusi : dengan menggunakan dempul.

Berdasarkan faktor penyebabnya, retak susut dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, diantaranya :
a. Susut Plastis
Susut plastis terjadi akibat hilangnya kadar air yang berlebih saat plaster masih dalam kondisi plastis atau awal aplikasi. Retak ini biasa terjadii pada sudut jendela.
b. Susut Kering (drying shrinkage)
Retak susut terjadi akibat kandungan semen yang tinggi, mutu pasir yang buruk serta plester yang diaplikasikan terlalu tebal
1.    Susut yang disebabkan karena perubahan volume plesteran maupun beton pada saat terjadi proses reaksi kimia antara semen dan air.

2.    Susut karena karbonasi.    
Susut ini terjadi pada saat dinding/beton yang sudah mengeras akibat masuknya gas karbondioksida (CO2) ke dalam pori plesteran/beton

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More