Lantai Terakota

Terakota merupakan sebutan lain untuk tanah liat bakar. Warnanya yang oranye kemerahan membuat material ini disukai. Semburat cokelat sampai hitam yang tidak rata akibat pembakaran justru menjadikan terakota tampil sangat natural.

Lantai Karpet

Spesifikasi, warna, ukuran, harga dan cara perawatan lantai karpet

Lantai Bambu

Bambu adalah material yang kuat dan tahan lama. Bambu juga dapat membuat lantai Anda terlihat menarik seperti halnya lantai kayu. Selain itu bambu juga lebih murah, sehingga akan menghemat uang.

Lantai Kayu/Parket

Lantai dapat membuat perubahan besar pada suasana tempat tinggal anda. Itu sebabnya untuk sebagian orang lantai kayu masih menjadi favorit. Kesan estetika dan kehangatannya yang ditinggalkannya tidak dapat digantikan oleh material lantai yang lain.

Lantai Keramik

Lantai keramik merupkan jenis bahan lantai yang paling banyak digunakan Masyarakat pada saat ini karena sifatnya yang cocok dengan iklim indonesia. Bahkan warna, corak, ukuran lantai keramik yang ada dipasaran juga beraneka ragam sehingga banyak pilihanya.

Tampilkan postingan dengan label Bambu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bambu. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 Juni 2012

Dinding Bambu

·         Bambu Wulung

Karakteristik         : ruas panjang, tidak liat/getas, berdiameter 6 – 15 cm
   warna hitam
Fungsi                   : dinding eksterior maupun interior (partisi)
Harga                   : Rp 12.500,00 – Rp 15.000,00 ( 5 meter )

·         Bambu Apus

Karakteristik         : liat, ruasnya panjang-panjang, lentur, mirip rotan,
  warna hijau kekuningan
Fungsi                   : dinding eksterior maupun interior ( partisi )
Harga                   : Rp 5.000,00 – Rp 7.000,00 ( 5 meter )

            Kelebihan        : -   murah dan mudah didapat
-       berkesan alami
-       ringan
-       pengerjaan mudah
-       akan tampil lebih indah bila dipadukan dengan ikatan tali dan ijuk
Kekurangan    : -   mudah terjena serangan hama bubuk
mudah terbakar

Kamis, 26 April 2012

Lantai Bambu


Ada material lain yang lebih ramah lingkungan ketimbang kayu, karena persediaannya di bumi ini belum langka. Material yang dimaksud adalah bambu. Bambu adalah material yang kuat dan tahan lama. Bambu juga dapat membuat lantai Anda terlihat menarik seperti halnya lantai kayu. Selain itu bambu juga lebih murah, sehingga akan menghemat uang.Lantai bambu biasanya terbuat dari bambu yang sudah berusia  4 hingga 6 tahun
Ada empat jenis lantai bambu. Yang pertama adalah lantai bambu khusus bangunan. Lantai ini terbuat dari pinus yang dilapisi bambu. Jenis kedua adalah lantai bambu horizontal. Lantai bambu semacam ini dibuat dari lembaran papan bambu yang dilapisi dan direkatkan satu sama lain. Lantai bambu ini memiliki galur-galur serat bambu yang khas. Jenis berikutnya adalah lantai bambu vertikal. Lantai bambu semacam ini dibuat dengan memasang tiga bilah bambu, dan merekatkannya dengan lem. Cara terakhir untuk membuat lantai bambu adalah dengan membuat anyaman. Ini adalah cara yang paling ramah lingkungan. Lantai ini dibuat dengan memotong tangkainya, mengeringkannya, lalu memanaskannya. Bambu perlu dipanaskan untuk menguapkan glukosa yang terdapat di dalamnya. Selanjutnya batang-batang bambu dikompresi dengan tekanan tinggi. Cara ini akan menghasilkan bilah bambu yang lebih bersih dan dua kali lebih padat.
Ukuran : ukurannya beragam 100 x 12,6 x 1,7 sentimeter atau 960mm X 96mm x 14mm, sesuai dengan permintaan.

Tekstur :
tidak terlalu lucin, halus, bergelombang

Warna & Motif : umumnya berwarna kuning tua (warna bambu asli) ada juga yang coklat dan warna gelap lainnya & motif bamboo
Harga : Rp150 ribu – Rp700 ribu/m2
Penggunaan dalam bangunan : lantai interior
Cara Perawatan : Pertama, gunakan pel lembut untuk membersihkan debu disetiap harinya, atau cukup dengan menyapunya (gunakan sapu yang berbahan lembut), untuk mencegah goresan pada lantai;
Kedua, letakkan keset kaki pada pintu, guna untuk mengurangi debu saat seseorang memasuki ruangan;
Ketiga, gunakan beberapa tetes deterjen dan setengah ember air untuk mengepel lantai, peras kain pel hingga menjadi setengah kering, jika terlalu banyak kandungan air dalam kain pel akan merusak lantai. Jika Anda merasa tidak sempat untuk menggunakan cara sederhana Anda bisa membeli produk yang khusus direkomendasikan untuk pembersih lantai bambu.
Keempat, jika terdapat meja, kursi, atau meubeul lainnya, baiknya dilapisi karet menghindari pecahnya serat bambu.
Cara Pemasangan :
1.Tentukan arah pemasangan, searah dengan panjang ruangan.


2.Pasang busa \ foam atau triplek di atas acian lantai dengan dipaku.



3.Sebelum memasang lantai bamboo,susun dahulu 2-3 baris bilah papan lantai bambu. Pakai bilah yang lebih pendek di dekat dinding untuk mengurangi pemotongan. Beri jarak 5mm di sepanjang daerah dinding sebagai ruang memuai

4.jika lebar ruangan lebih dari 4m, beri jarak 1mm untuk tiap 4 baris bilah lantai bambu.
5. ketok tepian lantai bamboo dengan palu karet untuk memastikan sambungan antarbambu sudah cukup kuat.
6.pasang lis/ skirting bamboo disekeliling dinding. Paku lis kearah dinding bukan ke lantai bambu
Kelebihan :
  • Harga yang relatif murah apabila dibandingkan dengan parket kayu
  • Lebih ramah lingkungan
  • Memberikan kesan sejuk terhadap ruangan
  • Lebih anti rayap dari pada parket kayu
Kekurangan :
  • Kurang tahan air
  • Mudah pecah jika terkena paku
  • Mudah tergores
  • Tidak tahan benda benda kimia, tinta

Rabu, 28 Maret 2012

Penerapan Bambu Pada Desain


1.  Anyaman
2.  Lantai


3.  Membantu Dalam Proses Pengecoran

4.  Sebagai Struktur Atap, Dinding dan Tiang

5.  Struktur Kuda-Kuda

6.  Jembatan

7.  Pondasi

Cara Penyimpanan Bambu Yang Benar


Bambu yang telah diawetkan haruslah dikeringkan dan disimpan dengan baik agar keawetannya terjaga dan tidak terserang jamur yang dapat merusak bambu. Berikut adalah cara pengeringan dan penyimpanannya:
  • Bambu yang telah diawetkan dan dalam keadaan basah dapat disimpan horizontal di gudang atau tempat yang terlindung dari air dan panas matahari secara langsung.
  • Tempat penyimpanan atau gudang harus memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang baik untuk menghindari kelembaban yang dapat menimbulkan jamur pada bambu.
  • Bambu tidak boleh kontak langsung dengan tanah atau lantai semen, dan harus dinaikkan dari dasar lantai sekurang-kurangnya 30 cm agar ada sirkulasi udara dibawah.
  • Tinggi maksimal setiap tumpukan adalah 30 cm, dan diantaranya harus diberi alas kayu/bambu lain agar ada sirkulasi udara.
  • Jika bambu yang diterima masih terlalu basah karena baru saja dibongkar dari pengawetan, maka bambu harus disimpan secara vertikal selama 2-3 hari sebelum disimpan horizontal.
  • Jika bambu dikeringkan dengan cara penjemuran, maka penjemuran haruslah dijaga dan dibolak balik setiap jam agar tidak pecah. Dan jangan menjemur terlalu lama karena dapat menyebabkan kulit bambu retak bahkan pecah.
    Bambu tanpa perlakuan pengawetan, apabila dibiarkan bersentuhan secara langsung dengan tanah dan tidak terlindung dari cuaca, hanya mempunyai umur pakai sekitar 1 - 3tahun. Bambu yang terlindung dari gangguan cuaca, umur pakainya dapat bertahan antara 4 - 7tahun atau lebih. Dalam lingkungan yang ideal rangka (konstruksi) bambu dapat tahan selama 10 -15 tahun.

Berbagai Cara Pengawetan Bambu




  • Perendaman bambu
Bambu yang telah ditebang direndam selama berbulan-bulan bahkan tahunan agar bambu tesebut tahan terhadap pelapukan dan serangan hama. Kelemahan dari sistem ini adalah, bambu yang direndam dalam waktu lama, ketika diangkat akan mengeluarkan lumpur dan bau yang tidak sedap, akan butuh waktu yang cukup lama setelah perendaman untuk mengeringkan hingga bau berkurang dan dapat dipakai sebagai bahan bangunan. 
  • Pengasapan bambu
Selain pengendalian waktu penebangan dan perendaman, secara tradisional bambu juga kadangkala diasap untuk meingkatkan daya tahannya. Secara tradisional bambu diletakkan di tempat yang berasap, secara bertahap kelembaban bambu berkurang sehingga kerusakan secara biologis dapat dihindari. 
  • Pencelupan dalam kapur
    Bambu dalam bentuk belah dicelup dalam larutan kapur (CaOH2) yang dapat  menghalangi penyerapan air hingga bambu terhindar dari serangan jamur. Tujuannya untuk memperlambat penyerapan air, sehingga daya tahan bambu terhadap jamur menjadi lebih tinggi.

     
  • Pemanggangan atau pembakaran
    Biasanya dilakukan untuk meluruskan bambu yang bengkok atau sebaliknya. Proses ini dapat merusak struktur selulosa yang ada dalam bambu membentuk karbon , sehingga tidak disenangi oleh kumbang atau jamur.

     
  • Metode kimia sederhana
    Bambu segar yang baru ditebang, didirikan terbalik.Pada ujung bambu bagian atas, dimasukkan tabung yang berisi minyak solar. Karena gaya gravitasi, minyak solar ini akan mendesak keluar cairan yang terkandung dalam batang bambu.Proses ini memakan waktu satu minggu.
  • Metode boucherie
    Mula-mula bambu dipotong menurut ukuran tertentu.Kemudian, bambu dimasukkan ke dalam mesin Boucherie. Lewat bagian khusus mesin itu, cairan pengawet dengan konsentrasi tertentu dialirkan masuk ke dalam bamboo,
    dengan bahan pengawet borax (Na2B4O7. 10H2O) konsentrasi 5%. Pengawetan dengan metode boucheri memberikan bahan pengawet pada bagian bawah batang bambu dan tidak memotong daun dan rantingnya, agar proses asimilasi dan penyerapan bahan makanan tetap berlangsung
  • Metode butt treatment
    Bagian bawah batang bambu yang baru dipotong diletakkan di dalam tangki yang berisi larutan pengawet. Cabang dan daun pada batang tetap disisakan. Larutan pengawet tersebut akan mengalir ke dalam pembuluh batang karena proses transpirasi daun masih berlangsung. Karena prosesnya memakan waktu yang lama, metode ini hanya tepat diterapkan pada batang bambu yang pendek dan berkadar air tinggi.

Jenis - Jenis Bambu



  1. Bambu Wulung
    • Diameter    : 7-10 cm
    • Tebal    : 2 cm
    • Ciri-ciri    : Bambu wulung mempunyai rumpun yang tidak rapat, dengan warna kulit batang hitam,hijau kehitaman, ungu tua, bergaris kuning muda, panjang ruas 40-50 cm, diameter 6-8 cm (morisco). Karena sifatnya yang tidak liat (getas), bambu wulung banyak dipakaisebagai bahan kerajinan.
    • Warna     : Hitam 
    • Kegunaan    :
      • Anyaman 
      • Hiasan 
      • Dinding 
      • Untuk membuat rusuk-rusuk rumah 
    • Harga    : Rp15.000,- (5meter)
  2. Bambu Apus
    • Diameter    : 7-8 cm
    • Tebal     : 2 cm
    • Ciri-ciri    : bambu apus dapat tumbuh di dataran rendah maupun pegunungan,dengan tinggi batang 8 – 13 m, jarak ruas 45 – 65 cm, diameter 5 -8 cm dan tebal 3 – 15 mm. Warna kulit batang bambu apus hijau tua sampai hitam. Jenis bambu ini kuat, liat ,lurus sehingga baik untuk bahan bangunan. Disamping itu seratnya yang panjang dan kekuatakan menghasilkan anyaman yang stabil. Menurut Sulthoni (1988), karena pahit bambu apus paling tahan terhadap serangga sekalipun tidak diwetkan
    • Warna     : Hijau, namun saat kering berubah          warna jadi kuning 
    • Kegunaan    :
      • Untuk membuat rusuk-rusuk rumah 
      • Untuk tempat genting 
      • Untuk gedhek (anyaman bambu)
      • Untuk ngecor 
      • Untuk pagar 
    • Harga    : Rp10.000,- (5meter)
  3. Bambu Peting
    • Diameter    : 8-15 cm
    • Tebal    : 3-4cm
    • Ciri-ciri    : tidak banyak serabutnya dan lebih bersih daripada bambu petung 
    • Warna    : Hijau (muda), Kuning (tua)
    • Kegunaan    :
      • Untuk mancang/untuk memasang pondasi 
      • Untuk ngecor 
      • Untuk tiang rumah 
    • Harga     : 25.000 (5 meter) 
  4. Bambu Petung
    • Diameter     : 20-30 cm
    • Tebal     : 5 cm
    • Ciri-ciri    : Bambu ini mempunyai diameter relative besar bila dibandingkan bambu jenis lain. Biladibandingkan dengan diameternya , maka ruas bambu petung lebih pendek yaitu antara 40-60 cm, dengan diameter menacapai 20 cm, tebal 10 -15 cm, dan panjang batang 10- 20m. Karena itu bambu petung biasa dipakai sebagai elemen tekan (kolom) karena kemampuan menahan tekuk tinggi.
    • Warna     : hijau(muda), kuning(tua).
    • Kegunaan    :
      • Untuk mancang/untuk memasang pondasi 
      • Untuk ngecor 
      • Untuk tiang rumah 
    Harga    : Rp30.000 – Rp35.000 (5m)

Sekilas Tentang Bambu


Dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia bambu memegang peranan yang sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan antara lain : batangnya kuat, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk, dan mudah dikerjakan serta mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibanding bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. Bambu menjadi tanaman serba guna bagi masyarakat pedesaan.
Tanaman bambu di Indonesia ditemukan mulai dari dataran rendah sampai pegunungan. Pada umumnya ditemukan di tempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air. Tanaman bambu hidup merumpun, mempunyai ruas dan buku. Pada setiap ruas tumbuh cabang-cabang yang berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan buluhnya sendiri. Pada ruas-ruas ini tumbuh akar-akar sehingga pada bambu dimungkinkan untuk memperbanyak tanaman dari potongan-potongan ruasnya, disamping tunas-tunas rumpunnya.

 
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
  • memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, lurus, rata, keras, mudah dibelah, dan mudah dibentuk serta ringan
  • Merupakan bahan yang dapat diperbarui (3-5 tahun sudah dapat ditebang)
  • bambu relatif murah
  • Mempunyai kekuatan tarik yang tinggi (beberapa jenis bambu melampaui kuat tarik baja mutu sedang), berbentuk pipa beruas sehingga cukup lentur untuk dimanfaatkan sebagai komponen bangunan rangka
  • Sirkulasi udara yang mengalir lancar di dalam batang bambu
Kekurangan :
  • rentan terhadap serangan hama perusak kayu (rayap, bubuk dan jamur)
  • Rentan terhadap api
  • panjang dan ukurannya tidak seragam, sulit dalam penyambungannya pada konstruksi.
bambu oleh masyarakat masih diidentikan dengan kemiskinan

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More